Rabu, 02 Juni 2010

Saduki

Saduki adalah salah satu sekte besar dalam Agama Yahudi Palestina pada zaman Perjanjian Baru. Kaum Saduki mungkin mendapatkan namanya dari Zadok, yaitu imam besar pada zaman Daud dan Salomo, atau mungkin dari kata Ibrani saddiq artinya “benar”. Orang Saduki terutama dikenal melalui sejarawan Yosephus dan Injil Perjanjian Baru serta Kisah Para Rasul. Mereka, bersama dengan kaum Farisi, merupakan salah satu dari dua aliran besar dalam agama Yahudi.

Kaum Saduki adalah elemen elite atau bangsawan dalam agama Yahudi. Pada umumnya mereka anggota kelompok imam dan berasal dari puak-puak keluarga imam yang sangat kuat. Mereka tidak disukai umum karena sikap mereka yang angkuh dan suka mengecam.

Ajaran kaum Saduki berbeda dari kaum Farisi dalam banyak hal. Mereka tidak percaya kepada kebangkitan orang mati dan tidak percaya akan adanya malaikat serta jiwa (Kis 23:6-8); mereka menolak tradisi lisan dan hanya menghormati wibawa Taurat, hukum yang tertulis. Mereka menolak konsep takdir dan lebih meyakini pilihan bebas, dengan untung atau malang bergantung pada keputusan setiap orang; mereka umumnya lebih konservatif dalam menafsirkan hukum pidana. Dalam Kis 23:6-8, kaum Saduki menjadi anggota Sanhedrin, atau Mahkamah Agama, bersama dengan kaum Farisi, dan Paulus memanfaatkan perbedaan keyakinan mereka mengenai kebangkitan orang mati untuk memprovokasi keributan. Walaupun dalam masyarakat Yahudi, orang Farisi dan Saduki musuh bebuyutan, mereka bersatu ketika berhadapan dengan Yesus (bdk Mat 3:7; 16:1.6.11.12; 22:23.34; Mrk 12:18; Luk 20:27; Kis 4:1; 15:17).

Tidak jelas kapan awalnya sekte Saduki ini muncul. Istilah Saduki disebut-sebut pada masa dinasti Hasmona (tahun 133-63 SM) atau zaman Makabe awal, ketika mereka mendapat tempat dalam Dewan Rakyat (gerousia). Mereka mendapat kehormatan besar melalui Yohanes Hirkanus (memerintah 135-105 SM), yang melepaskan diri dari kaum Farisi dan bergabung dengan kaum Saduki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar