Kamis, 10 Juni 2010

Kasih dalam Kebenaran (9)

(Caritas In Veritate)
Ensiklik Paus Benediktus XVI
Terjemahan oleh Bambang Kuss

9. Kasih dalam kebenaran – caritas in veritate – merupakan suatu tantangan besar bagi Gereja di dalam dunia yang secara progresif dan meluas makin mengglobal. Risiko yang dihadapi zaman kita adalah de facto saling bergantungnya manusia dan bangsa-bangsa tidak selaras dengan interaksi etis dari hati-nurani dan pikiran yang seharusnya dapat sungguh-sungguh mendorong pengembangan manusiawi. Hanya di dalam kasih, yang disinari oleh akal budi dan iman, dimungkinkan pengejaran sasaran-sasaran pengembangan yang mengandung nilai yang lebih manusiawi dan memanusiawikan. Upaya berbagi benda-benda dan sumber daya, sebagai pangkal proses pengembangan yang autentik, tidak dijamin hanya semata-mata dengan kemajuan teknis dan hubungan-hubungan utiliter, melainkan dengan potensi kasih yang mengatasi kejahatan dengan kebaikan (bdk Rm 12:21), yang membuka jalan menuju hubungan timbal balik hati nurani dan kebebasan.

Gereja tidak mempunyai solusi teknis untuk ditawarkan (Gaudium et Spes 36; Paulus VI, Surat Apostolik, Octogesima Adveniens, 4; Yoh. Paulus II, Ensiklik Centessimus Annus, 43) dan tidak ingin “mencampuri politik Negara-negara dengan cara apa pun.” (Paulus VI, Populorum Progressio 13). Tetapi Gereja mengemban suatu misi yang harus dilakukan mengenai kebenaran, kapan saja dan di mana saja, demi suatu masyarakat yang selayaknya bagi manusia, sesuai dengan martabatnya, dan dengan panggilannya. Tanpa kebenaran, adalah mudah untuk tergelincir pada pandangan hidup yang empiris dan skeptis, yang tidak mampu meningkat hingga pada taraf praksis karena kurang perhatian pada pemahaman nilai-nilai – kadang-kadang bahkan pada makna-makna – bagi pertimbangan dan pengarahan. Kesetiaan pada harkat manusia menuntut kesetiaan pada kebenaran, dan kesetiaan pada kebenaran itu sendiri merupakan jaminan bagi kebebasan (bdk Yoh 8:32) dan bagi kemungkinan pengembangan manusia secara integral. Untuk itu Gereja mencari kebenaran, mewartakannya tanpa kenal lelah dan mengakui hasil pelaksanaannya di mana saja. Misi kebenaran ini tak akan pernah lepas dari Gereja. Ajaran sosialnya merupakan suatu dimensi khusus dari pewartaan ini: suatu pelayanan kepada kebenaran yang membebaskan kita. Terbuka kepada kebenaran, dari manapun datangnya, ajaran sosial Gereja menyerap, memadukan berbagai fragmen asali menjadi suatu kesatuan dan mengkomunikasikannya di dalam pola hidup masyarakat manusia dan bangsa-bangsa yang terus-menerus berubah (Bdk. Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, Kompendium Ajaran Sosial Gereja, 76)

Teks Latin:
9. Amor in veritate – caritas in veritate – magna est Ecclesiae provocatio in ipso terrarum orbe qui ad globalizationem progreditur eaque perfunditur. Nostra quidem aetate periculum est ne ad mutuam hominum re complexionem non respondeat reciproca conscientiarum intellectuumque ethica actio, ex qua oriri possit ut effectus vere humanus progressus. Solummodo per caritatem, rationis fideique luce illuminatam, obtineri possunt proposita profectus humaniorem habentia vim atque humanius operantia. Eo quod bona copiaeque partiuntur, ex quibus germana progressio oritur, id non secum ferunt technicus provectus tantum atque opportunitatis necessitudines, verum etiam amoris vires, quae malum bono vincunt (cfr Rom 12, 21) atque conscientiarum libertatumque patefaciunt permutationes.

Ecclesia technica consilia haud praebet [Cfr Conc. Oecum. Vat. II, Const. past. de Ecclesia in mundo huius temporis Gaudium et spes, 36; Paulus VI, Litt. ap. Octogesima adveniens (14 Maii 1971), 4: AAS 63 (1971), 403-404; Ioannes Paulus II, Litt. enc. Centesimus annus (1 Maii 1991), 43: AAS 83 (1991), 847], cum sit « ab omni Civitatum administrandarum parte longissime aliena » [Paulus VI, Litt. enc. Populorum progressio, 13: l.m., 263-264]. Complendam missionem tamen habet ipsa veritatis, omni tempore et in omnibus rerum adiunctis, ut societas ad hominis eiusque dignitatis et vocationis mensuram obtineatur. Absque veritate in vitae empiristicas scepticasque opinationes deciditur, quae ex praxi exsistere non valet, cuius non interest bona percipere – interdum nec significationes – quibus ea est iudicanda dirigendaque. Hominis fidelitas secum fert fidelitatem veritati, quae una est sponsio libertatis (cfr Io 8, 32) atque humanum omnibus ex partibus progressum praestare potest. Idcirco Ecclesia eandem requirit, indefesse nuntiat ipsamque ubicumque manifestatur agnoscit. Ab hac veritatis missione Ecclesia cessare non potest. Eius socialis doctrina peculiaris est huius nuntii pars: liberantiveritati ipsa inservit. Ad veritatem expedita, undecumque manantem, socialis Ecclesiae doctrina eam suscipit, in unitatem fragmenta redigit, in quibus eam ipsa saepe reperit, eandemque in vitae experientia usque nova societatis hominum populorumque temperat [Cfr Pontificium Consilium de Iustitia et Pace, Compendio della dottrina sociale della Chiesa, n. 76].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar