Sabtu, 12 Juni 2010

APA YANG ANDA LAKUKAN?

Ada suatu cerita tentang seorang murid yang diundang ke rumah seorang guru untuk minum teh. Ia menyayangi sang guru dan bergantung pada kebijaksanaannya dalam segala hal di dunia. Dalam kesempatan itu ia mengharapkan memeroleh suatu manfaat yang berharga.

“Pelajaran apa yang akan guru berikan kepada saya hari ini?” ia bertanya.

Sang guru diam saja. Sebaliknya, ia mulai menuang teh dari poci ke dalam cangkir muridnya. Mula-mula ia menuang hingga separoh. Walaupun sang murid menganggap itu sudah banyak, tetapi sang guru masih melanjutkan menuang lagi memenuhi cangkir. Teh itu naik terus sampai ke bibir cangkir, dan mulai melimpah keluar. Mengalir jatuh ke atas meja, dan meluncur terus mengenai pangkuan si murid, lalu mengenai permadani. Tetap saja sang guru menuang dan menuangkan teh sampai basah di mana-mana.

“Apa yang bapak lakukan?” murid itu akan bertanya kebingungan.

“Tidak. Apa yang kamu lakukan?” tanya sang guru itu kembali. “Mengapa kamu tidak berkata ‘tidak’ atau ‘jangan’ kepadaku? Mengapa kamu tidak memintaku berhenti menuang?”

“Inilah pelajaranmu hari ini,” sang guru melanjutkan. “Sebelum kamu mengembangkan kebijaksanaan atau empati kepada orang lain, kamu harus belajar suatu hal yang sangat penting – bagaimana berkata ‘tidak’ atau ‘jangan’ untuk sesuatu yang kelewat banyak. Kamu harus belajar bagaimana memantau kepenuhan dari cangkirmu sendiri. Jika tidak kamu akan terus menerus mendapatkan dirimu sendiri kebingungan dan berantakan. Kamu akan terpisah dari pekerjaanmu yang sesungguhnya dengan orang lain, hanya karena harus mengurusi jatuhnya limpahan dari hidupmu sendiri.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar