Sabtu, 05 Juni 2010

Kata, kata, kata (Macbeth, Shakespeare)

Wibawa Kata-kata

Waspadalah sebab kata-kata kita bisa sama sekali tidak punya wibawa. Suatu hari seorang ibu membawa anaknya mengunjungi Mahatma Gandhi. Ia khawatir anaknya itu kecanduan manisan dan meminta orang bijak itu membujuk anaknya itu agar dapat mengendalikan diri, ambil jarak dari manisan. Gandhi meminta ibu itu membawa anaknya pergi dan kembali kepadanya tiga minggu lagi, dan ibu itu melakukannya. Gandhi lalu menasehati anak itu dan membujuknya agar tidak mengkonsumsi manisan sama sekali. Akhirnya ibu itu bertanya, “Tetapi mengapa Ghandiji tidak mengatakan hal ini pada puteriku tiga minggu yang lalu?” Gandhi menjawab, “Karena tiga minggu yang lalu saya sendiri juga bergantung pada manisan.”

Kita orang Kristiani juga harus membebaskan diri dari segala sesuatu yang mengekang kita, jika mau bicara tentang pembebasan dengan meyakinkan.


Hati-hatilah Dengan Daya Kemampuan Kata

Jika kita menabur kata-kata di sekeliling kita tanpa memperhatikan makna dan kebenarannya, maka secara harafiah kita bisa membunuh orang lain. Dalam bulan Mei 2005, Newsweek, sebuah mingguan Amerika, memuat suatu kisah tentang penistaan Qur’an yang disengaja di dalam penjara Teluk Guantanamo, di mana para tersangka teroris sedang diinterogasi. Hal itu menghasilkan huru-hara di seluruh dunia dan sekurang-kurangnya lima belas orang terbunuh. Sesudah itu Newsweek menarik kisah itu dan menyatakan bahwa mereka tidak yakin akan kebenaran cerita itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar