Senin, 07 Juni 2010

Cinta dan Hukum Polaritas

Jika kita berpindah pada pelajaran Fisika, lalu kita bisa mengingat kembali sesuatu yang disebut dualitas partikel gelombang, yang pada dasarnya suatu sebutan ilmiah dari Hukum Polaritas.

Anda tahu, cahaya berperilaku dengan cara yang menarik, bergantung pada ragam pengalaman Anda. Kadang cahaya itu menunjukkan partikel-partikel seperti perilaku, dan kadang-kadang bertindak seperti gelombang. Sebenarnya dia itu yang mana? Dia adalah keduanya. Para fisikawan menyebut “sifat gelombang partikel-partikel” dan “sifat gelombang dari partikel-partikel” waktu menjelaskan dualitas sifat cahaya.

Hukum polaritas menyatakan bahwa segala sesuatu (bukan hanya cahaya) dapat dipisahkan menjadi dua bagian yang seluruhnya berlawanan, dan di mana masing-masing dari keduanya masih saling mengandung potensial dari yang lain. Partikel-partikel memiliki potensialitas gelombang, atas dengan bawah, putih dengan hitam, lambat dengan cepat..... dan begitu juga gembira dan susah, pemujaan dengan penghinaan, murah hati dan pelit, keramahan dan kekejaman, dan sebagainya.

Tidak ada sesuatu yang hanya indah atau hanya tragis, begitu juga tidak ada orang yang semata-mata hanya baik atau hanya buruk. Tindakan memberi label dengan cara ini membantu kita membicarakannya, tetapi tidak menyebabkan kita mendekati inti dari hati yang mencinta. Maka setiap kali Anda membiarkan diri Anda mengalami suatu keadaan ekstrim tertentu, ingatlah bahwa Anda juga sama-sama mengalami pengalaman yang sama atas sisi ekstrim lawannya. Jika Anda mengakui bahwa sikap berat sebelah itu hanyalah suatu fungsi persepsi saja, bukan kebenaran yang lengkap, maka sikap Anda masih terbuka juga untuk melihat sisi yang sebaliknya. Dan jika Anda membiarkan diri Anda memandang keseluruhan dari segala sesuatu, Anda terbuka pada kesempurnaan ilahi dari alam semesta ini.

Tidak ada sesuatu yang mutlak satu sisi, berat sebelah; segala sesuatu mengandung hal-hal yang berlawanan. Semuanya adalah cinta.

1 komentar: