Kamis, 08 Juli 2010

Kasih dalam Kebenaran (15)

(Caritas In Veritate)
Ensiklik Paus Benediktus XVI
Terjemahan oleh Bambang Kuss

15. Dua dokumen berikutnya dari Paulus VI tidak mempunyai kaitan langsung dengan ajaran sosial, yaitu Ensiklik Humanae Vitae (25 Juli 1968 [tentang martabat manusia dan program Keluarga Berencana. Pnjmh]) dan Seruan Apostolik Evangelii Nuntuiandi (8 Desember 1975 [tentang Pewartaan Injil. Pnjmh]) – adalah sangat penting karena menekankan makna perkembangan yang sepenuhnya manusiawi yang disarankan Gereja. Karena itu ada manfaatnya meninjau keduanya sehubungan dengan Populorum Progressio.
Ensiklik Humanae Vitae menekankan makna seksualitas yang menyatukan dan terbuka bagi keturunan, dan dengan demikian meletakkan sebagai dasar masyarakat perkawinan pria dan wanita yang menerima satu sama lain baik perbedaan-perbedaan maupun saling melengkapi; dan demikian pasangan yang terbuka bagi kehidupan (Bdk. Paulus VI, Humanae Vitae no 8-9; Benediktus XVI, Amanat Pada Peserta Kongres Internasional memperingati 40 tahun Humanae Vitae, 10 Mei 2008). Jadi, ini bukan masalah moralitas yang semata-mata individual: Humanae Vitae menunjukkan hubungan yang kuat antara etika kehidupan dan etika sosial, mengantar kepada suatu masa baru ajaran magisterium yang berangsur-angsur dituangkan dalam rangkaian dokumen, terutama baru-baru ini Ensiklik Yohanes Paulus II Evangelium Vitae (lih. Evangelium Vitae [EV]93). Gereja dengan sepenuh daya memelihara hubungan di antara etika hidup dan etika sosial, dengan menyadari sepenuhnya bahwa “masyarakat tidak punya dasar yang kuat jika di satu pihak mengakui nilai-nilai martabat pribadi, keadilan dan perdamaian, namun di pihak lain bertindak secara radikal bertentangan dengan membolehkan dan membiarkan berbagai ragam cara di mana hidup manusia tidak dihargai dan dilanggar, khususnya mereka yang lemah dan terpinggirkan (EV 101).
Seruan Apostolik Evangelii Nuntiandi (EN) pada gilirannya sangat erat terkait dengan perkembangan, sesuai dengan kata-kata Paulus VI “pewartaan Injil tidak lengkap jika tidak memperhitungkan hubungan terus menerus antara Injil dan kehidupan yang konkret baik pribadi maupun sosial” (EN 29). “Antara pewartaan Injil dan kemajuan manusia – perkembanan dan pembebasan – terdapat kaitan yang mendalam” (EN 31): atas dasar ini, Paulus VI dengan jelas mengemukakan hubungan di antara pewartaan Kristus dan kemajuan perorangan dalam masyarakat. Kesaksian akan kasih Kritus melalui karya-karya di bidang keadilan, perdamaian dan perkembangan, merupakan bagian dan kemasan pewartaan Injil, karena Yesus Kristus yang mengasihi kita memperhatian pribadi manusia secara keseluruhan. Ajaran yang sangat penting ini memmbentuk dasar aspek misioner (Yohanes Paulus II, Sollicitudo Rei Socialis, 41) dari ajaran sosial Gereja, di mana aspek misioner itu merupakan elemen pokok dari pewartaan Injil (Idem; lihat juga Yohanes Paulus II, Centessimus Annus, 5 dan 54). Ajaran sosial Gereja menyatakan dan mengandung kesaksian iman. Ajaran sosial Gereja adalah alat dan tempat pembinaan iman yang tak doleh dilupakan.

Teks Latin:
15. Duo alia Pauli VI documenta cum sociali doctrina coniunguntur, videlicet Litterae encyclicae Humanae vitae, die XXV mensis Iulii anno MCMLXVIII datae, atque Adhortatio apostolica Evangelii nuntiandi, die VIII mensis Decembris anno MCMLXXV evulgata, quae magni momenti sunt, ut progressionis prorsus humana significatio describatur, quam Ecclesia proponit. Quocirca aequum est scripta haec quoque legere cum Litteris encyclicis Populorum progressio conferenda.
Litterae encyclicae Humanae vitae coniunctivam genetivamque sexualitatis naturam extollunt, quae sicut societatis fundamentum locant coniuges, virum et feminam, dum se mutuo distinguentes itemque complentes suscipiunt. De coniugibus ideo agitur vitae studentibus [Cfr nn. 8-9: AAS 60 (1968), 485-487; Benedictus XVI, Sermo ad participes Congressus Internationalis, XL anniversario interveniente Litt. enc. « Humanae vitae » (10 Maii 2008): Insegnamenti IV, 1 (2008), 753-756.]. Haud de re morali solummodo singulorum sermo fit: Litterae encyclicae « Humanae vitae » solida vincula designant, quae inter vitae ethicam et ethicam socialem intercedunt, magistrale quoddam insinuantes argumentum, quod gradatim variis in documentis auctum est, novissime in Ioannis Pauli II Litteris encyclicis Evangelium vitae [Cfr Litt. enc. Evangelium vitae (25 Martii 1995), 93: AAS 87 (1995), 507-508.]. Firmiter hanc vitae ethicae cum ethica sociali coniunctionem exhibet Ecclesia, sibi prorsus conscia: « Nec firma habere potest fundamenta illa societas quae – dum bona asserit qualia sunt personarum dignitas, iustitia et pax – sibi obloquitur radicitus, cum diversissimas quidem recipiat perferatque rationes humanam neglegendi ac violandi vitam, praesertim infirmam et segregem » [Ibid., 101: l.m., 516-518.].
Adhortatio apostolica Evangelii nuntiandi, sua fungens vice, artissime cum progressione coniungitur. Eo quod « evangelizatio – scripsit Paulus VI – plena non est, nisi ratio habetur mutuae appellationis, quae continenter intercedit inter Evangelium et vitam concretam, personalem ac socialem hominis » [N. 29: AAS 68 (1976), 25.]. « Revera inter evangelizationem et promotionem humanam, seu progressionem et liberationem, interveniunt intima vincula coniunctionis » [Ibid., 31: l.m., 26.]: hac ductus conscientia, Paulus VI vinculum Christi nuntii cum personae in societate provectione aperte ostendit. Christi caritatis testificatio per iustitiae, pacis progressionisque opera pars quidem est evangelizationis, quandoquidem Iesu Christo, qui nos diligit, cordi est totus homo. Praestanti hac in doctrina disciplinae socialis Ecclesiae facies missionaria [Cfr Ioannes Paulus II, Litt. enc. Sollicitudo rei socialis, 41: l.m., 570-572.] tamquam essentialis pars evangelizationis nititur [Cfr ibid.; Id., Litt. enc. Centesimus annus, 5.54: l.m., 799. 859-860.]. Ecclesiae doctrina socialis nuntiatio est et fidei testificatio. Ad eandem consequendam institutionis instrumentum locusque est necessarius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar