Senin, 02 Agustus 2010

Digiling dan Diremukkan, Sebagai Bulir-bulir Gandum

Ketika di dalam Misa kita merenungkan kisah kurban Yesus (dalam Doa Syukur Agung, pusat liturgi), kita mengalami “kehadiran nyata” dari peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus, dan kita ikut serta di dalamnya. Bagaimana caranya? Kita ikut serta dalam kurban Yesus bagi kita itu jika kita seperti Dia, membiarkan diri kita diremukkan, jika kita seperti Dia tidak lagi menjadi diri kita sendiri. Ekaristi sebagai kurban mengundang kita menjadi seperti bulir-bulir gandum yang digunakan untuk membuat hosti, dan butir-butir buah anggur untuk membuat minuman anggur, dipreteli dan digiling, sehingga kita menjadi bagian dari hosti komuni dan anggur dalam cawan kurban.
Kadang-kadang ketika membagikan komuni Santo Agustinus tidak berkata, “Tubuh Kristus,” melainkan “Terimalah dirimu.”
Ia menyatakan sesuatu yang tepat. Yang terjadi dalam Ekaristi menurut St Agustinus ialah bahwa kita semua, dengan mempersembahkan diri sebagai kurban atas segala sesuatu yang mencerai-beraikan kita, tentulah juga menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Lebih dari sekedar roti dan anggur, kita semua harus berubah dengan seluruh hakekat kita. Ekaristi sebagai kurban, meminta kita menjadi roti yang dipecah-pecahkan dan piala kerentanan kita. (Ronald Rolheiser OMI. Terjemahan Bambang Kuss)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar