Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Juni 2010

Mendengarkan

Persahabatan menuntut ketrampilan mendengarkan. Mendengarkan dengan seksama, menurut McKay, Davis dan Fanning: Messages: The Communications Skill Book (1983), seharusnya dilandasi oleh motivasi serta keinginan untuk melakukan enam hal berikut ini :

· Memahami seseorang

· Berempati pada seseorang

· Menikmati kebersamaan dengan seseorang

· Mempelajari sesuatu

· Berbagi dengan seseorang, contohnya saling berbagi pengalaman dengan benar-benar mendengarkan cerita seseorang mengenai hal itu

· Memberi bantuan atau dukungan.

Namun ada tindakan-tindakan yang dapat menjadi penghalang dalam upaya mendengarkan dengan baik. Misalnya, Anda tidak sungguh-sungguh mendengarkan jika:

Membanding–bandingkan. Ini terjadi saat Anda membanding-bandingkan apa yang dikatakan oleh teman bicara Anda dengan apa yang Anda rasakan. Alih-alih bersikap demikian, berusahalah untuk mendengarkan terlebih dahulu, setelah itu saringlah informasi yang Anda dapatkan, baru kemudian adakan perbandingan.

Membaca Pikiran. Seyogyanya tidak bersikap seperti seorang cenayang. Seolah-olah kita sudah tahu kita tahu apa yang akan mereka katakan. Mungkin kadang-kadang mereka memang mengatakan hal yang sama berulang-ulang kali. Tetapi jangan membuat asumsi-asumsi. Dengarkanlah saja. Jika orang masih mengomel tentang hal yang itu-itu saja, mungkin penyebab utamanya adalah karena sama sekali tidak ada perubahan yang terjadi. Mungkin mereka memang telah mengatakan hal yang sama berkali-kali, tetapi jujurlah pada diri Anda sendiri – apakah Anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, atau hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri?

Mereka-reka Tanggapan Anda. Seperti para pengacara di ruang sidang, tidak ada seorangpun yang benar-benar menyimak apa yang dikatakan oleh teman bicara apabila Anda sama-sama sibuk menyiapkan tanggapan saat teman tengah berbicara. Tentu saja Anda tidak dapat mendengarkan bila Anda terlalu asyik memikirkan jawaban apa yang akan Anda berikan. Seandainya teman bicara Anda ngambek karena Anda tidak bisa memberi jawaban kepadanya dengan cepat, ingatkanlah hal berikut: Sebuah tanggapan yang dipertimbangkan dengan matang akan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan respon mendadak.

Mengabaikan. Kita semua punya kecenderungan untuk membantah. Kita juga mempunyai kecenderungan untuk ‘menepis’ banyak hal yang kita dengar, hanya demi kecenderungan menyangkal serta ketidakpedulian kita. Tetapi, bila Anda hanya mendengar apa yang ingin Anda dengar dan hanya melihat apa yang ingin Anda lihat, bagaimana mungkin Anda dapat memperoleh hubungan yang memuaskan dan saling membahagiakan? Seandainya semua duri dalam komunikasi Anda diabaikan dan disangkal, mustahil akan tercipta hubungan yang baik.

Menghakimi. Ini berarti Anda mengevaluasi apa yang dikatakan oleh teman bicara Anda, bukan mendengarkan kata-katanya. Penghakiman ini akan membuat mereka kapok dan akhirnya merasa takut untuk menyatakan pendapat mereka atau mereka kehilangan motivasi untuk mencoba berbicara dengan Anda. Menjadi orang yang sok menghakimi akan membuat Anda dijauhi orang lain dan dianggap tidak menyenangkan untuk diajak berbagi. Dan Anda tidak akan memiliki hubungan yang membuat Anda bahagia bila Anda tidak bisa saling berbagi.

Memutuskan Pembicaraan Mencoba memotong pembicaraan seseorang sebelum ia sempat menyelesaikan apa yang ingin diutarakan olehnya seringkali memberi kesan bahwa ia tidak digubris, atau dipandang remeh, bukannya diberi kepercayaan sepenuhnya.

Hindarkan cara-cara ini, maka kemampuan mendengarkan Anda akan bertambah. Sebaliknya cobalah untuk:

- Saling Menghargai Cara Masing-Masing

- Saling Menghargai Rahasia Masing-Masing

- Saling Menghargai Komitmen Masing-Masing

- Saling Menghargai Komitmen Masing-Masing

- Jangan Mengungkit Kesalahan

- Bersikap Realistis

- Bersikap Positif

Kepercayaan Dalam Relasi

Sebuah hubungan tanpa kepercayaan merupakan ladang yang sempurna untuk menumbuhkan benih-benih rasa tidak aman dan paranoid (keadaan serba curiga, mudah tersinggung, serba egoistik). Mempercayai seseorang dan merasa dipercaya dapat membuat Anda merasa senang dengan diri Anda sendiri, dengan pasangan Anda dan kehidupan Anda secara garis besar. Meskipun demikian, kepercayaan adalah satu hal yang rapuh, dan sekali hancur berkeping-keping Anda akan mengalami kesulitan besar dan harus berusaha keras untuk menumbuhkannya lagi.

Jumat, 04 Juni 2010

Tidak Ada yang Instan

Dalam Membangun Kemampuan

Ingatkah Anda ketika belajar naik sepeda atau belajar mengemudikan mobil dulu? Anda tidak akan dapat langsung menguasai ketrampilan itu dengan segera. Anda tentu pernah merasa kecut dan buruk. Bukan karena Anda bodoh atau tolol. Anda tahu bahwa Anda perlu belajar menyeimbangkan diri di atas sepeda, atau antara pedal dan stang (kemudi). Anda tahu bahwa Anda juga perlu belajar melihat kaca spion di atas Anda atau di samping mobil Anda. Lalu Anda harus belajar untuk tetap berada di lajur jalan yang tepat, dan menjaga jarak dengan kendaraan lain. Anda tahu semua itu harus dipelajari.
Belajar mengemudi atau mengendarai sepeda merupakan suatu proses. Begitu Anda menguasai ketrampilan ini, niscaya Anda lupa akan kesalahan-kesalahan dan perasaan kecut dan buruk yang telah Anda alami. Begitu Anda menguasai ketrampilan itu, Anda tak lagi berpikir dalam mengatur tempat duduk dan kaca spion. Ketrampilan itu melekat dan mengikuti diri Anda.
Tapi tak ada keberhasilan yang diperoleh seketika. Dengan cara instan. Keberhasilan dibangun dari banyak usaha, dan banyak pengulangan kegiatan. Pepatah Spanyol mengatakan: “Betapapun dininya kamu bangun, kamu tak dapat mempercepat datangnya fajar.”

Kamis, 03 Juni 2010

Omong-omong Pada Diri Sendiri

Jika Anda ingin menggabungkan semua kekuatan Anda dalam satu kata yang sederhana yang mudah diingat pikiran Anda, pilihlah suatu kata yang pendek. Dalam bahasa Indonesia kata yang pendek biasanya terdiri dari dua suku kata, misalnya : “Tuhan” atau “Kasih”. Itulah yang terbaik. Lalu tanamkan kata itu [dengan mengucapkannya berulang kali seperti mendars rosario], sehingga dalam keadaan apapun kata-kata itu tetap melekat dalam jiwa Anda. Kata ini akan menjadi benteng pertahanan Anda baik di masa konflik maupun di masa damai. Gunakan kata itu untuk mengusir awal kegelapan yang menyelimuti Anda dan untuk menghindar dari hal-hal yang mengganggu diri Anda.

(Yohanes dari Salib, The Cloud of Unknowing)

Soal Kecemasan

Kita tidak mencari-cari kecemasan. Tetapi kecemasan itu adalah sesuatu yang wajar dalam semua bidang kehidupan kita, dan ketika kita sedang mengalaminya, ia menantang kita untuk semkin bertambah dewasa. Sepertinya kita ini murid yang lamban di dalam belajar memahami hidup, dan hal itu merupakan informasi yang baru bagi kebanyakan dari kita. Aku tak mau tumbuh dewasa jika di dalamnya ada hal-hal yang menimbulkan kecemasan! Namun mempelajari kebenaran itu akan merupakan berkat. Sepotong nasehat rohani itu merupakan tantangan setiap hari di dalam hidup, dan akan sangat membantu untuk mengatasi kecemasan yang biasanya dihindarkan tanpa ada perlunya. Nasehat itu juga mengajar supaya kita tidak takut pada penderitaan yang sedang bertambah.